
Apa yang Membuat Smart City Itu “Smart”?
Smart City bukan lagi visi futuristik—ini adalah realitas yang mulai dibangun di banyak kota Indonesia. Sejak tahun 2017, pemerintah telah mendorong inisiatif digitalisasi melalui Gerakan 100 Smart City, program kolaboratif lintas kementerian yang bertujuan membantu daerah merancang masa depan kotanya secara cerdas dan berkelanjutan.
Komitmen ini diperkuat lewat Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018 tentang SPBE yang menegaskan pentingnya sistem pemerintahan berbasis elektronik. Dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020–2024, smart city juga disebut sebagai bagian penting dari reformasi birokrasi dan penguatan daya saing wilayah (Bappenas, 2019).
Dengan landasan hukum dan strategi nasional tersebut, kota-kota seperti Jakarta, Tangerang, Balikpapan, hingga Ibu Kota Nusantara (IKN) mulai membangun layanan publik, infrastruktur, dan tata kelola yang saling terhubung secara digital.
Tapi di balik semua itu, pertanyaannya tetap sama:
Apa Saja yang Membuat Sebuah Kota Menjadi Smart?
Untuk menjawabnya, banyak kota di dunia mengacu pada model yang dikembangkan oleh Vienna University of Technology dalam risetnya Smart Cities – Ranking of European Medium-Sized Cities (Giffinger dkk., 2007). Model ini menetapkan enam pilar utama Smart City yang kini diadopsi secara luas di berbagai negara, termasuk Indonesia.
- Smart Governance
Pemerintahan yang transparan, cepat tanggap, dan mengajak partisipasi warga. Lewat layanan digital seperti e-governance dan pelaporan online, warga bisa terlibat langsung dalam proses pembangunan. - Smart Economy
Pilar ini mendorong pertumbuhan ekonomi berbasis inovasi dan teknologi. Kota pintar mendukung UMKM digital, industri kreatif, dan menciptakan ekosistem wirausaha berbasis teknologi. - Smart Environment
Teknologi untuk menjaga lingkungan: dari pemantauan kualitas udara, pengelolaan sampah pintar, hingga penggunaan energi terbarukan. Semua bertujuan menciptakan kota yang lebih bersih dan berkelanjutan. - Smart Living
Kualitas hidup jadi prioritas. Teknologi digunakan untuk meningkatkan layanan kesehatan, keamanan, dan fasilitas publik—mulai dari sistem deteksi banjir hingga layanan telemedis. - Smart Mobility
Transportasi yang terintegrasi, efisien, dan ramah lingkungan. Kota pintar menerapkan sistem smart parking, aplikasi transportasi publik, dan mendukung kendaraan listrik. - Smart People
Kota cerdas membutuhkan masyarakat yang cerdas. Smart People adalah warga yang melek digital, aktif berpartisipasi, dan siap berinovasi untuk memecahkan tantangan kota.
Model ini tidak hanya berfokus pada penerapan teknologi, tetapi juga pada bagaimana teknologi bisa menciptakan dampak nyata dalam tata kelola, ekonomi, dan kehidupan sosial masyarakat kota. Namun seiring berkembangnya pendekatan global, muncul sebuah konsep pelengkap bernama Smart Sustainable Cities (SSC).
Apa itu Smart Sustainable Cities (SSC)?
Konsep SSC ditekankan oleh organisasi internasional seperti United Nations Economic Commission for Europe (UNECE) dan International Telecommunication Union (ITU) melalui inisiatif bersama United for Smart Sustainable Cities (U4SSC). Pendekatan ini menekankan bahwa kota pintar seharusnya tidak hanya “cerdas”, tapi juga berkelanjutan, inklusif, dan tangguh terhadap tantangan global.
Tujuan dari SSC adalah menciptakan kota yang:
- Meningkatkan kualitas hidup masyarakat
- Mengelola sumber daya secara efisien
- Mendorong partisipasi warga secara aktif
- Memastikan kemajuan teknologi tidak meninggalkan kelompok rentan
Melalui indikator global seperti Key Performance Indicators for Smart Sustainable Cities (ITU-T Y.4903/L.1603), UNECE dan ITU memberikan panduan yang lebih menyeluruh dalam membangun kota yang tidak hanya modern, tapi juga manusiawi dan berwawasan lingkungan.
Bagaimana Indonesia Menerapkan Konsep Smart City Standar Internasional?
Indonesia merespons perkembangan global ini dengan mengadaptasi prinsip-prinsip Smart City ke dalam konteks lokal melalui berbagai kebijakan nasional. Salah satu langkah konkret adalah peluncuran program Gerakan 100 Smart City oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika pada tahun 2017.
Meski menggunakan istilah yang disesuaikan, struktur konsep yang diadopsi dalam program ini sangat selaras dengan model internasional seperti yang dirancang oleh Vienna University of Technology maupun kerangka U4SSC oleh UNECE dan ITU. Enam dimensi utama—Governance, Economy, Environment, Living, Mobility, dan People—tetap menjadi dasar perencanaan kota pintar di berbagai daerah di Indonesia.
Beberapa adaptasi lokal yang dilakukan antara lain:
- Penambahan elemen seperti Smart Branding untuk memperkuat identitas kota
- Penekanan pada kesiapan regulasi dan partisipasi masyarakat
- Integrasi dengan program nasional lain seperti SPBE (Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik)
Dengan pendekatan ini, Indonesia tidak hanya mengikuti tren global, tetapi juga memastikan bahwa setiap langkah transformasi digital relevan dengan kebutuhan dan kapasitas lokal. Pendampingan teknis, pembuatan master plan, hingga pelatihan SDM menjadi bagian dari strategi penerapannya.
Bagaimana Membuat Kota Kita Menjadi Smart City?
Setelah tahu fondasinya, pertanyaannya: bagaimana kita mulai membangun Smart City?
Jawabannya ada dalam pendekatan yang strategis dan kolaboratif:
- Merancang roadmap digital yang sesuai kebutuhan lokal
- Membangun infrastruktur dan sistem yang terintegrasi
- Meningkatkan literasi dan kesiapan SDM
- Mengadopsi teknologi yang tepat dan terbukti di lapangan
Namun, semua ini tidak bisa dilakukan sendiri. Perjalanan menuju Smart City membutuhkan mitra yang tidak hanya paham teknologi, tapi juga memahami tantangan sosial, regulasi, dan implementasi.
INOTAL: Mendampingi Perjalanan Kota Anda Menuju Smart City
INOTAL hadir untuk mendampingi Anda membangun kota yang lebih cerdas—dengan solusi yang nyata dan tim yang berpengalaman.
Kami memiliki tim IT expert yang telah terlibat dalam berbagai proyek pemerintahan, memahami proses pengadaan, sistem pelayanan publik, hingga kebutuhan keamanan data di sektor publik.
Teknologi yang kami gunakan bukan sekadar “baru”, tapi teruji dan disesuaikan dengan tantangan riil yang dihadapi kota dan institusi Anda. Kami percaya teknologi bukan tujuan akhir, melainkan alat untuk menciptakan pelayanan publik yang lebih efisien dan masyarakat yang lebih terlayani.
Lebih dari itu, kami juga berinvestasi pada masa depan. Melalui program InotalHub, kami bermitra dengan sekolah dan kampus untuk meningkatkan literasi digital dan mencetak talenta IT yang siap membangun Smart City dari sisi SDM.
Siap Melangkah ke Masa Depan? Bermitra dengan INOTAL Sekarang
Membangun Smart City bukan proyek instan. Dibutuhkan visi jangka panjang dan eksekusi yang cermat. INOTAL hadir bukan hanya sebagai penyedia layanan digital, tapi sebagai partner strategis yang memahami proses dari hulu ke hilir.
Konsultasikan kebutuhan digital kota Anda sekarang juga.
Kami siap membantu menyusun roadmap, membangun solusi, dan memperkuat SDM untuk masa depan kota yang lebih adaptif, efisien, dan berdampak. Hubungi Kami.